Mitos Gunung Sanggabuana Karawang - Ketika membaca judulnya apa yang Anda pikirkan? Rasa takut, ngeri, atau malah takjub? Mungkin di kalangan para pendaki Indonesia belum banyak yang tahu mengenai keberadaan gunung yang satu ini. Jika kita menyebut Sangga Buana, mereka cenderung mengarah pada salah satu pos pendakian Gunung Ciremai yang akan kita lewati jika kita mendaki melalui jalur Linggarjati. Akan tetapi bukan itu yang akan kita bahas kali ini, melainkan sebuah dan satu-satunya gunung yang berada di Kabupaten Karawang, yaitu Gunung Sangga Buana Karawang.
Sangga Buana adalah sebuah gunung yang berada di Kabupaten Karawang, tepatnya di daerah Loji, Pangkalan. Sebenarnya gunung ini terletak di perbatasan tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Cianjur. Ada beberapa Curug (Air Terjun) yang berada di kaki Gunung Sangga Buana, yang paling terkenal yaitu Curug Cigentis dan Curug Bandung. Di akhir pekan dan libur nasional Kawasan Curug ini ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal yang berasal dari Kabupaten Karawang dan sekitarnya.
Sangga Buana adalah sebuah gunung yang berada di Kabupaten Karawang, tepatnya di daerah Loji, Pangkalan. Sebenarnya gunung ini terletak di perbatasan tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Cianjur. Ada beberapa Curug (Air Terjun) yang berada di kaki Gunung Sangga Buana, yang paling terkenal yaitu Curug Cigentis dan Curug Bandung. Di akhir pekan dan libur nasional Kawasan Curug ini ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal yang berasal dari Kabupaten Karawang dan sekitarnya.
Jalur pendakian Gunung Sangga Buana.
Jalur Awal Pendakian |
Selepas perkampungan kecil tersebut kita akan menjumpai areal persawahan yang cukup luas. Setelah itu kita akan memasuki hutan yang tidak begitu rapat. Dan sekarang jalur pendakian yang tadinya sangat landai dan bersahabat, kini mulai menanjak dan agak sedikit terjal. Namun jangan khawatir bonus(jalur landai) akan sering kita jumpai di gunung ini.
Pancuran Kejayan |
Setelah beristirahat persiapkan diri Anda untuk menghadapi tanjakan yang lumayan curam. Tanjakan ini diberi nama tanjakan dua jam. Kenapa seperti itu? Karena untuk melewati tanjakan ini dibutuhkan waktu kurang lebih sekitar dua jam. Apalagi pada saat musim hujan jalur ini akan terasa sangat licin dan menguras tenaga. Dan tanjakan yang tadinya bernama dua jam mungkin akan berubah menjadi tanjakan empat jam, lima jam, atau tanjakan berjam-jam.
Tanjakan Dua Jam |
Setelah kita melewati tanjakan yang sangat merepotkan ini kita akan sampai pada sebuah tempat yang cukup lapang. Di tempat ini juga berdiri sebuah bangunan yang terbuat dari kayu. Anda bisa beristirahat di sini. Jika Anda tidak ingin bermalam di areal puncak, Anda bisa ngecamp di sini. Untuk sampai di puncak Gunung Sangga Buana dari areal lapang ini hanya dibutuhkan waktu sekitar satu jam.
Setelah sampai puncak rasa penasaran Anda akan segera terbayar, selamat Anda telah sampai di Kuburan di Atas Awan. Puluhan bangunan kecil yang menyerupai rumah berjejer rapi di atas puncak ini. Dan Anda tahu apa yang ada di dalam bangunan ini, ya Anda betul, jawabanya adalah Makam. Saya sendiri kurang tahu makam-makam siapa yang ada di puncak ini. Namun menurut beberapa sumber makam-makam ini adalah makam nenek moyang penduduk asli Karawang. Saya tak sempat menghitung ada berapa makam di puncak itu, yang jelas ada banyak sekali.
Makam di Puncak Gunung Sangga Buana |
Jejeran bangunan Yang Isinya Makam |
Salah Satu Bangunan Yang Isinya Makam |
Di puncak ini juga ada sebuah warung yang menjual beraneka macam makanan, mulai dari nasi, lauk, makanan ringan, air mineral, dll. Pemilik warung ini sangat ramah dan baik hati. Anda bisa bertanya-tanya tentang Gunung Unik ini kepada pemilik warung. Saya jamin, dengan sangat antusias mereka akan menjawab semua pertanyaan yang Anda ajukan.
Warung Yang Ada di Puncak |
Sumber : www.ayapoi.com